Artroskopi yang Minim Invasif

DENPASAR, TRIBUNBALI – Rumah Sakit Kasih Ibu terus meningkatkan pelayanan kesehatan terbaiknya. Terbaru, RS Kasih Ibu kini telah menghadirkan pelayanan metode bedah menggunakan teknik artroskopi.

Lebih jelas, Ahli Bedah Tulang dan Artroskopi RS Kasih Ibu, Dr. I Wayan Murjana, Sp.OT menjelaskan, teknik artroskopi adalah metode pembedahan yang dilakukan dengan luka goresan yang kecil dan menggunakan video kamera yang dimasukkan ke dalam sendi lutut.

Alat ini, jelas dia, berupa semacam pipa yang memuat kamera kecil yang tersambung dengan layar monitor. Kamera video ini nantinya akan menjadi mata dokter dalam melihat kondisi jaringan di dalam sendi.

Sementara, pipa-pipa lainnya akan menjadi saluran bagi alat-alat lain untuk melakukan prosedur operasi termasuk menjahit dan membersihkan sendi.

Secara prinsip, teknik artroskopi tidak dilakukan dengan cara membedah sendi, melainkan dengan membuat sayatan dengan ukuran kecil di beberapa area sendi.

“Sayatan tersebut panjangnya hanya berkisar antara 1 cm hingga 1,5 cm sehingga risiko luka kecil sekali. Melalui sayatan itu, alat-alat operasi yang bentuknya seperti pipa dimasukkan dengan pantauan dokter ahli melalui monitor,” paparnya.

Penanganan medis menggunakan teknik ini dirasa penting mengingat pada kasus-kasus tertentu, cedera parah yang diakibatkan oleh aktivitas olahraga perlu ditangani secara serius.

Pasalnya, kasus-kasus seperti patah tulang, sendi yang robek atau urat yang banyak dialami oleh atlet olahraga ini sangat rental mengalami komplikasi seperti pendarahan, infeksi jangka panjang. Jika komplikasi ini dibiarkan, lanjut dia, akan terjadi kekakuan pada sending, bahkan kecacatan seumur hidup.

“Kalau sudah begitu akan mengganggu aktivitasnya, prestasinya juga akan menurun bahkan bisa berujung cacat seumur hidup. Kebanyakan masyarakat salah memilih tempat, dan memang tenaga ahli ortopedi masih belum banyak. Sementara, hanya ada di RS Kasih Ibu dan RSUP Sanglah.

Direktur RS Kasih Ibu Denpasar, dr. I Wayan Kesumadana Sp.OG-K.FER menuturkan, hadirnya pelayanan artroskopi ini sebagai bentuk perwujudan RS Kasih Ibu sebagai center of excelence atau pusat layananan kesehatan unggulan di Bali. Dengan teknologi ini, kemungkinan risiko kecacatan atau luka pasca pembedahan bisa terminimalisir.

“Sesuai dengan harapan dan visi misi kami kedepannya bahwa RS Kasih Ibu sebagai pusat pelayanan unggulan dengan minimal invasif,” tekadnya.

Lebih lanjut, teknik ini sebenarnya dalam dunia kedokteran sudah menjadi hal yang konvensional. Namun di Bali, teknik ini relatif tergolong baru dan jarang dilakukan mengingat jumlah ahli ortopedi masih sedikit.

Sebab itu, antroskopi ini kata dia dapat menjadi pilihan masyarakat terutama pada mereka yang masih takut menjalani operasi. Bedah artoskopi ini mempunyai banyak kelebihan dibanding metode konvensional.

“Terutama soal luka penbedahan yang dibuat dalam teknik ini cukup kecil. Tentu dengan diagnosis yang juga akurat karena dibantu dengan menggunakan mesin canggih,” ungkapnya kepada Tribun Bali.

Selain itu, jangka waktu perawatan dan pemulihan pasien pasca operasi artroskopi ini bisa dipersingkat. Jadi, secara biaya terbilang efisien dan efektif. “Kalau selama ini kan irisan operasinya besar-besar, tentu potensi risiko kerusakan jaringan juga besar,” kata dia.

Prosedur artroskopi, tambah dia, umumnya berlangsung singkat hanya selama 1-2 jam. Sesudahnya, pasien perlu menjalani proses rehabilitasi selama beberapa bulan sebelum sendi bisa digunakan seperti sedia kala.

Artroskopi, kata dia, cocok digunakan bagi pasien yang mengalami cedera sendi yang mengakibatkan robekan pada jaringan di dalamnya. Selain itu, prosedur ini juga baik buat pasien-pasien lanjut usia dimana pada sendi-sendinya mulai mengalami pengapuran.

Dari semua itu, RS Kasih Ibu dengan menghadirkan metode bedah artroskopi ini ditargekan akan menjadi bagian dari pelayanan Sports Clinic. Merupakan layanan terpadu dan komprehensif untuk penanganan seluruh permasalahan yang timbul akibat aktivitas olahraga.

Dalam mewujudkan itu, seluruh fasilitas, alat hingga tenaga medis sudah dipersingkat sedemikian Rupa. Tim dokter yang melayani nantinya terdiri dari dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dan dokter spesialis kesehatan olahraga. (adv)

Leave a reply